Rahim Pengganti

Bab 30 "Perhatian Carissa"



Bab 30 "Perhatian Carissa"

0Bab 30     

Perhatian Carissa.     

Dengan sangat berhati hati Carissa membantu Bian untuk berganti pakaian. Tadi suster sudah menawarkan untuk hal itu, tapi Carissa langsung meminta dirinya saja seorang diri untuk melakukannya.     

Carissa tidak rela jika, harus ada orang lain yang melihat bentuk tubuh dari suaminya itu, membayangkannya saja Carissa sudah tidak sanggup.     

Dengan penuh rasa sayang, Carissa mulai membersihkan badan bagian atas suaminya itu, setiap sentuhan yang di berikan oleh Carissa mampu membuat Bian menahan desahannya. Pria itu tidak mengerti akan dirinya, setiap kali berada di dekat Carissa maka dirinya selalu nyaman akan sentuhan dari istri kedua nya itu.     

Berbeda saat ada di dekat Delal, Bian seolah ingin marah terus menerus. Membuat hubungan keduanya semakin jauh bahkan sejak tadi Della tidak ada menghubungi dirinya menanyakan kabar nya saat ini.     

Kecewa itu lah yang dirasakan oleh Bian. Namun, masih ada Caca di samping nya sudah cukup membuat Bian bahagia.     

"Aduh!!" rintih Bian. Mendengar hal itu membuat Carissa ikut meringis, dan menatap ke arah sang suami dengan tatapan yang begitu menyesal.     

"Maaf kan aku Mas. Maaf," ucap Carissa dengan penuh penyesalan. Hal itu terlihat dari raut wajah Carissa yang akan meneteskan air mata nya, padahal apa yang dilakukan oleh Bian hanya bercanda.     

Pria itu ingin melihat bagaimana istrinya itu merawatnya, ternyata Caca memberikan pelayanan yang terbaik untuk dirinya.     

"Iya gak apa apa. Pelan pelan aja ya," ucap Bian.     

Carissa mengangukkan kepalanya, kemudian kembali melanjutkan kegiatan nya membersihkan badan sang suami dengan penuh cinta. Setelah itu, Carissa juga membantu Bian berganti pakaian. Selesai membersihkan suaminya, Caca membereskan semuanya.     

***     

Pintu kamar rawat Bian terbuka, Carissa dan Bian menatap ke arah pintu. Ternyata yang datang adalah Elang dan juga Jodi. Kedua pria itu kaget ketika melihat, Carissa dengan begitu telaten menyuapi Bian.     

Kedua pria itu saling tatap satu dengan lainnya, melihat kedua orang di depan mereka membuat kedua nya mulai curiga.     

"Bau bau nya, bakalan ada cinta lokasi antara Boss dan sekretaris nya nih," sindir Jodi.     

Bian hanya menatap kedua orang temannya itu dengan tatapan biasa biasa saja, sejujurnya Bian malas melihat kedua nya. Karena dirinya belum mengatakan hal sejujurnya kepada kedua manusia itu mengenai hubungan dengan Carissa.     

"Berisik! Kalau kalian cuma mau bikin ulah mending pulang. Gue gak butuh kalian di sini," ucap ketus Bian.     

Mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Bian, semakin membuat Elang dan Jodi semangat menggoda temannya itu, Carissa yang sudah selesai menyuapi sang suami ingin beranjak dari tempatnya. Namun, tidak jadi karena Bian sudah menarik tangan istrinya itu membuat Carissa duduk kembali di tempat nya.     

"Mas!!" pekik Caca.     

Mata Elang dan Jodi kembali melotot tajam, seketika mendengar ucapan tersebut. "Mas?!" beo kedua pria itu, sembari menatap satu dengan lainnya dan memandang Bian dengan penuh tanda tanya.     

"Wait ... wait. Kalian berdua ada hubungan apa? Nggak mungkin, hanya Boss dan sekretaris bisa sedekat ini. Apa lagi tadi Caca manggil loe dengan sebutan 'mas' ini apa yang gue gak tahu? Jujur kalian berdua ada hubungan apa sebenarnya?" tanya Elang.     

Carissa hanya menundukkan kepalanya, dirinya tidak tahu harus berkata apa karena memang kesepakatan bersama untuk tidak memberitahukan mengenai hubungan mereka ke orang luar.     

"Gue sama Carissa udah nikah dua bulan lalu!!" ucap Bian.     

Mendengar perkataan yang dilontarkan oleh Bian, membuat kedua orang tersebut, menatap mereka dengan tatapan tidak percaya. Elang mendekati Bian, menanyankan apa yang diucapkan oleh sahabatnya itu benar ada nya.     

Bian yang malas, membalas pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan oleh Elang dan juga Jodi, akhirnya Bian mengambil ponsel nya dan menujukkan foto buku nikah kepada Elang Jodi.     

***     

Kedua pria itu, masih diam dan menatap ke arah Bian dan Carissa.     

"Udah kamu tenang aja. Kedua curut itu, gak akan berani ngomong macem macem," ucap Bian kepada sang istri, sembari memberikan usapan lembut di kepala Carissa.     

"Loe berdua, kenapa gak bilang mengenai ini sih. Gue kan pengen hadir di acara kalian, loe kenapa baru sekarang sadarnya Fabian. Coba dari lama loe cerai dari Della," ucap Jodi.     

"Yang bilang gue cerai siapa? Gue masih suaminya Della, dan buat kalian gue bilang gak usah bilang yang aneh aneh tentang Della. Loe berdua kalau gak suka sama istri gue, gak perlu ngomong yang nggak nggak tentang dia," ucap Bian kesal.     

Mendengar pembelaan dari suaminya itu membuat sudut hati Carissa tercubit.melihat perubahan raut wajah Carissa membuat Elang mengalihkan pembicaraannya. Pria itu mengerti bagaimana kondisi, Carissa saat ini.     

Hari semakin malam, kedua sahabat Bian sudah pulang, hanya tinggal Carissa di sana. Wanita itu mencoba merebahkan tubuhnya di sofa ruangan tersebut namun, baru saja Carissa akan tertidur sebuah panggilan membuat dirinya kembali membuka matanya.     

"Tidur di sini aja Sayang, jangan di sana. Nanti tubuh kamu capek. Sofa nya itu aku, yakin gak nyaman," ucapnya.     

Carissa tidak membantah, wanita itu sudah sangat lelah. Membuatnya mulai, berjalan dan naik ke atas tempat tidur milik Bian. Keduanya tertidur saling berpelukan, rasa nyaman membuat Bian yang sulit tidur seketika langsung tertidur saat mencium aroma parfum yang digunakan oleh Carissa.     

***     

Keesokkan paginya, dengan telaten Carissa kembali membantu suaminya itu, semua perhatian diberikan oleh Caca kepada Bian. Setelah selesai, Caca pun mulai menyuapi Bian karena tangan kanan, suaminya itu masih sakit akibat kecelakaan tersebut.     

"Makan ya Mas. Biar bisa minum obatnya," ucap Carissa. Bian hanya bisa pasrah, pria itu sebenarnya tidak mau makan makanan rumah sakit lagi. Namun, mau bagaimana dirinya harus menuruti apa yang diucapkan oleh sang istri.     

Setelah selesai sarapan pagi, dokter yang berjaga masuk. Seorang dokter pria muda yang begitu tampan. Dokter itu, tersenyum ke arah Carissa, Bian yang melihat hal itu sedikit jengkel dan kesal.     

Dirinya memasang wajah, tidak suka kepada sang dokter. Karena sudah berani memandang istrinya, Bian akan menghubungi orangnya supaya dia bisa keluar dari rumah sakit ini.     

"Kondisi Pak Bian sudah stabil. Nanti sore kalau mau pulang bisa," ucapnya dengan senyum yang mengembang, membuat Bian kembali kesal.     

"Terima kasih dokter," ucap Carissa.     

"Sayang, aku haus," ujar Bian. Membuat dokter itu terkejut dengan panggilan Bian.     

"Jadi kalau saya dan istri saya pulang sekarang bisa dokter?" tanya Bian dengan penuh penekanan saat menyebut nama 'istri saya'     

Dokter tampan itu terdiam sesaat, dirinya terkejut dengan sebuah kenyataan. Namun, segera menormalkan kembali ekspresi wajahnya.     

"Boleh Bapak silakan," ujar dokter itu dengan raut wajah sedikit kecewa. Mengetahui bahwa, wanita yang dirinya kira adik dari Bian ternyata istri pasienny sendiri.     

Perhatian demi perhatian yang diberikan oleh Carissa membuat Bian semakin manja, pria itu sangat manja dengan apa yang dilakukan oleh istrinya itu. Bahkan Bian seolah anak kecil yang ingin selalu di perhatikan. Hal itu membuat Carissa hanya bisa menghela napasnya berat.     

Sore harinya, Bian sudah boleh pulang. Ada seseorang yang di harapkan oleh suaminya itu untuk datang namun, hingga mereka sudah ada di dalam mobil orang tersebut tidak juga datang.     

Carissa yang tahu akan perubahan suaminya hanya bisa mendesah pasrah.     

"Sebegitu cintanya kamu kepada dia Mas. Seseorang yang sudah mulai berkhianat di belakang kamu," batin Carissa.     

###     

Selamat membaca semoga kalian selalu suka. Jangan lupa batu kuasa dan juga review sebanyak banyak ya. Love you guys, sehat selalu buat kalian semunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.